BRIN Sebut RI Berpotensi Kembangkan Ekonomi Hijau & Biru, Apa Maksudnya?

2022-10-22 13:50:21

JAKARTA, Detik.com  - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan digital, blue dan green economy. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk besar.
"Potensinya pasti besar seperti peluang-peluang dari teknologi dan perekonomian," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (19/10/2022).
Dia mencontohkan perkembangan bisnis makanan dengan antar jemput online merupakan contoh sukses yang bisa ditiru dan terus dikembangkan.
Namun untuk mengembangkan hal tersebut juga butuh diimbangi dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia. Hal ini untuk mempermudah masyarakat atau generasi muda bisa mengembangkan potensi tersebut. Salah satunya untuk sektor pertanian atau pangan.

BRIN berupaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas bahan bangan. "kita juga ingin menjamin keberlangsungan  dari produksi, jadi jangan sampai lahan yang ditanami dengan pupuk kimia itu bisa rusak, karena itu butuh lagi proses untuk menyuburkan, nah ini juga membutuhkan effort yang besar," jelas dia.
Handoko juga mengungkapkan dari blue economy saat ini Indonesia 60% dikelilingi sumber daya air. Karena itu sumber pangan ini sebenarnya ada di laut.
"Sebenarnya sumber daya pangan kita itu ada di laut, bukan di darat, tapi memang harus diakui jika laut kita masih kurang eksplorasi dan masih daratan sentris, karena itu perlu terus dikembangkan," jelasnya.

Sekadar informasi pemerintah saat ini memang sedang gencar memerangi perubahan iklim global yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan mempengaruhi kehidupan dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan level permukaan air laut sekitar 0,8-1,2 cm per tahun. Dari 2010-2018, tingkat emisi gas rumah kaca meningkat 4,3% setiap tahun dan suhu rata –rata peningkatan 0,03 derajat celcius setiap tahun.
Pemerintahan Indonesia telah berkomitmen memerangi perubahan iklim lewat perjanjian Paris Agreement dengan mengurangi 29% emisi CO2 dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan Internasional pada 2030. Dengan begitu diharapkan bisa mencapai net zero emission (NZE) atau netral karbon pada 2060.

Share this on :